Minggu, 03 Maret 2013

ANALISIS FILM FREEDOM WRITERS KARYA RICHARD LAGRAVENESE


TUGAS MID SEMESTER
ANALISIS FILM FREEDOM WRITERS KARYA RICHARD LAGRAVENESE


Oleh :
Adinta Windra Purnadari
111134266


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
2012






PENDAHULUAN

A. Pengertian Bimbingan dan Konseling

1. Definisi Bimbingan

·         Menurut Abu Ahmadi (1991: 1), bahwa bimbingan adalah bantuan yang diberikan kepada individu (peserta didik) agar dengan potensi yang dimiliki mampu mengembangkan diri secara optimal dengan jalan memahami diri, memahami lingkungan, mengatasi hambatan guna menentukan rencana masa depan yang lebih baik.
·         Sementara Bimo Walgito (2004: 4-5), mendefinisikan bahwa bimbingan adalah bantuan atau pertolongan yang diberikan kepada individu atau sekumpulan individu dalam menghindari atau mengatasi kesulitan-kesulitan hidupnya, agar individu dapat mencapai kesejahteraan dalam kehidupannya.

2. Definisi Konseling

·         Proses hubungan antara seseorang dimana seorang dibantu oleh yang lainnya untuk meningkatkan pengertian dan kemampuannya menghadapi masalah (Morteson, 2002).
·         Serangkaian hubungan (kontak) langsung dengan individu yang ditunjukan memberikan bantuan kepadanya dalam merubah sikap dan tingkah lakunya (Rogres, 2002).
B. Fungsi Bimbingan dan Konseling ( Singgih Gunarsa, 1986)
·         Pemahaman : membantu peserta didik supaya memiliki pemahaman yang berkaitan dengan kondisi orang tuanya, lingkungan sekolah, lingkungan lebih luas (sosial budaya, nila-nila yang berlaku di masyarakat).
·         Pencegahan : membantu peserta didik terhindar dari permasalahan yang timbul dan menghambat proses perkembangannya.
·         Pengentasan : menghasilakn teratasinya berbagai permasalahan yang dialami peserta didik.

·         Advokasi : menghasilkan kondisi pembelaan terhadap pengingkaran atas hak-hak atau kepentingan pendidikan.
·         Pemeliharaan dan pengembangan : terpelihara dan terkembangnya berbagai potensi dan kondisi positif peserta didik dalam rangka perkembangan dirinya secara optimal.

C. Multiple Intelligences
·         Kecerdasan adalah ..
Kemampuan untuk memecahkan persoalan dan menghasilakn produk dalam suatu setting yang bermacam-macam dan dalam situasi yang nyata (Gardner, 1983).
Macam-macam kecerdasaan menurut (Gardner,1983) :
1.    Kecerdasaan Linguistik
Kecerdasan mengolah kata-kata secara efektif baik bicara atau menulis.
2.    Kecerdasan Matematis-logis
Kecerdasaan dalam hal angka dan logika.
3.    Kecerdasaan Visual-Spasial
Kecerdasaan yang mencakup berpikir dalam gambar, serta mampu untuk menyerap, mengubah dan menciptakan kembali berbagai macam aspek visual.
4.    Kecerdasaan Kinestetik-jasmani
Kecerdasaan menggunakan tubuh atau gerak tubuh untuk mengekspresikan gagasan dan perasaan.
5.    Kecerdasaan Musikal
Kecerdasaan untuk mengembangkan, mengekspresikan dan menikmati bentuk musik dan suara.
6.    Kecerdasaan Interpersonal
Kecerdasaan untuk mengerti dan peka terhadap perasaan, intensi, motivasi, watak, dan tempramen orang lain.
7.    Kecerdasan Intrapersonal
Kecerdasaan pengetahuan akan diri sendiri dan mampu bertindak secara adaptif berdasarkan pengenalan diri.
8.    Kecerdasan Naturalis
Kecerdasaan memahami dan menikmati alam dan menggunakan secara produktif dan mengembangkan pengetahuan akan alam.

PEMBAHASAAN

A.    Riview Film
Freedom Writers merupakan film yang diangkat dari kisah nyata perjuangan seorang guru di wilayah New Port Beach, Long Beach, California, Amerika Serikat dalam membangkitkan kembali semangat anak-anak didiknya untuk belajar. Diceritkan, Erin Gruwel , seorang wanita yang berpendidikan tinggi, datang ke Woodrow Wilson High School sebagai guru Bahasa Inggris di kelas 203 iya dipanggil dengan sebutan Ms. Erlin ,kelas yang diajar oleh Ms Erin terdapat beragam gank ras yang selalu mengelompok, seperti ras kamboja, kulit hitam, latin, dan kulit putih, dan pada saat itu sedang hangat diperbincangkan tentang isu rasisme.
Pada awal kedatangan Ms Erin, semua murid sama sekali tidak tertarik dengan kedatanagannya. Kabanyakan dari mereka merasa tidak senang dan mengacuhkan  kedantangannya soalnya Ms. Erin adalah orang berkulit putih. Mereka pun beranggapan bahwa Ms. Erin tidak mengerti dan mengetahui tentang kehidupan mereka yang keras, kehidupan yang selalu berada pada bayang-bayang perang dan kekerasan. Bagi mereka, kehidupan adalah bagaimana caranya mereka selamat dari kekerasan.
Tantangan yang harus dihadapi oleh Ms.Erin, cukup banyak mulai dari pihak sekolah yang tidak sepaham dengan pikirannya, suami hingga ayahnya kurang mendukungnya membuat ia tidak pernah patah semangat. Namun sangat disayangkan karena adanya diskriminasi yang dilakukan oleh pihak sekolah, seperti pemisahan kelas,perbedaan fasilitas yang terlihat antara ras kulit putih dan ras di luar itu membuat Ms Erin merasa sedih. Agar diterima oleh anak didiknya, Ms Erin mencari cara untuk melakukan pendekatan dan metode pengajaran yang tepat. Namun, sejak Ms.Erin disibukkan dengan pendekatan terhadap anak-anak didiknya dan bekerja paruh waktu, timbul lah masalah baru, suaminya merasa cemburu ia memahami keadaan Erin namun disisi lain ia juga sangat ingin diperhatikan.
Ms.Erin sangatlah mengerti dengan kondisi anak didiknya yang selalu berkelompok dengan ras mereka masing-masing. Pada awalnya ia bingung akan menerapkan metode seperti apa untuk anak didiknya karena jika menerapkan metode yang biasanya tidak akan mengubah cara bersosialisasi mereka. Pertama ia menghafalkan nama-nama murid tersebut namun tidak berhasil, kedua ia mengunakan syair-syair musik rap tapi belum juga berhasil, yang ke tiga ia memindah posisi tempat duduk namun yang terjadi tidak seperti yang diharapkan malah terjadi keributan. Kemudian Ms. Erin mengajak mereka mengungkapankan segala pengalaman hidupnya dan memberi muridnya sebuah buku . Ms. Erin juga mengajak murid-muridnya ke museum holocaust. Ia mempertemukan para siswanya dengan para saksi sejarah setelah cukup informasi dari museum holocaust. Ms.Erin meminta siswanya untuk menulis diary yang disana berisi kecermasan dan pengalaman mereka, mereka sangat senang menulis diary tersebut setelah selesai menuangkan unek-uneknya di diary Ms Erin menyuruh mereka mencurhatkannya kepadanya satu persatu. Ms Erin memahami cara hidup dan model pembelajaran untuk siswanya kemudian ia mengajaknya untuk melakukan perubahan dimana pun ia berada dengan cara yang menyenangkan misalnya diadakan pesta menggunakan selogan “toast for change”.
Kemudian murid-muridnya berinisiatif mengundang anna frank beliau lah yang memotifasi mereka untuk melakukan perubahan , murid-muridnya menuliskan surat dan mengadakan pengalangan dana. Tidak disangka jika Ms. Erin mengabulkan permintaan murid-muridnya dan ia bisa mendatangkan orang hebat yang dikagumkan oleh murid-muridnya  yaitu “Anna Frank” mereka menyabutnya dengan rasa senang. Walaupun pihak sekolah masih menentangnya ia tetap berjuang keras . Akhirnya, keteguhan Ms Erin dalam mendidik mereka berbuah hasil. Anak-anak tersebut, yang semula  benci satu sama lain Karena perbedaan ras, akhirnya menjadi berteman dan mendobrak sekat-sekat ras di antara mereka. Bahkan, ketika ada kasus penembakan yang menimpa salah satu teman anak didiknya, ia mengajarkan tentang arti kejujuran. Jurnal harian yang telah mereka tulis, diketik dan dikumpulkan menjadi satu buku. Ms Erin menamai kumpulan buku harian murid-muridnya dengan nama The Freedom Writers Diary.

            Kenaikan kelas pun tiba murid-muridnya menginginkan Ms Erin mengajarnya kembali dikelas selanjutnya namun Ms. Erin belum bisa memberikan keputusan karena ia harus meminta izin dan persetujuaan pihak sekolah. Murid-muridnya sangat sedih kemudian Ms. Erin berusaha meminta dan memberi pengertian kepada pihak sekolah, pihak sekolah mengabulkan keinginannya dan murid-muridnya. Murid-muridnya yang sudah menunggu ia di sebuah taman  menunggunya dengan perasaan was-was saat Ms.Erin datang mereka terdiam salah satu muridnya bertanya “bagaimana bisakah kau mengajar kami lagi” Ms.Erin hanya terdiam iya menjawab “aku akan mengajar kalian di kelas baru” dan murid-muridnya yang mendegarkan merasa sangatlah senang.


B. Masalah apa yang dihadapi oleh anak-anak ?
Masalah yang dihadapi anak-anak pada film fredoom writers adalah adanya Rasisme dan Gank , permasalahan yang ditampilkan yaitu masalah ras , masalah pertama datang adalah seorang kerabat eva (ras kulit hitam) ditembak oleh seorang dari ras lain dan penangkapan ayahnya oleh ras kulit putih. Keadaan yang terjadi waktu itu masih kental dengan suasana rasisme dimana masing-masing ras berlomba untuk mendapatkan pengakuan. Dengan kondisi keluarga yang kacau balau, masing-masing anak melakukan pelarian dengan bergabung bersama gank yang senasib dan tentu saja beranggotakan satu ras yang sama. Kehidupan anak-anak bergantung pada geng.
C.Ms. Erin memberikan dukungan seperti apa yang berkaitan dengan teori BK ?
            Ms. Erin memberikan dukungan secara langsung yaitu dengan megembangkan fungsi bimbingan dan konseling menurut ( Singgih Gunarsa, 1986).
·         Pemahaman :
Disini ms erin berhasil memberikan pemahan kepada siswanya serta mencari tahu akar dari permasalahan yang timbul yang berkaitan dengan lingkungan keluarga, sekolah,sosial hingga budaya misalnya berupa pengertiaan kenapa masalah itu bisa timbul.
·         Pencegahan :
Ms erin memberi bantuan kepada siswanya agar tidak terus terjerumus pada permasalahan ya timbul karena rasisme tersebut dan ms erin juga melakukan berbagi macam cara untuk meredam permasalahan yang ada. Contohnya ms erin memberikan cara yang pembelajaran yang berbeda dengan mengubah bentuk tempat duduk mengacak siswa-siswanya jadi tidak hanya duduk bergelombol pada teman-temannya satu ras, mengadakan permainan lines game.
·         Pengentasan :
Teratasinya permasalahan peserta didik , lambat laun siswanya sudah mulai bisa akrab satu dengan yang lain tidak ada lagi yang berantem tentang perbedaan ras itu. Ms erin juga menyuruh mereka membuat sebuah jurnal harian disana siswanya bisa menuliskan apa yang selama ini mereka rasakan setelah itu ms erin juga menyuruh mereka menshare kan ceritanya itu.




·         Advokasi :
Setelah mengamati siswa-siswanya Ms Erin berpikir bahwa siswa-siswanya tersebut haus akan ilmu pengetahuan yang ada di dunia luar. Oleh karena itu, Erin meminta ijin untuk mengajak para muridnya tour keliling museum. Erin ingin menyadarkan mereka bahwa apa yang terjadi diantara mereka belum sepadan dengan penderitaan yang dialami oleh orang yang hidup pada jaman kekuasaan Hitler seperti Anne Frank.
·         Pemeliharaan dan pengembangan :
Setelah semua siswa membaca buku berjudul “The Diary of Anne Frank”, siswa diperintahkan menulis surat untuk Miep Gies yang merupakan orang yang menolong Anne Frank. Siswa tertarik dan mereka bekerjasama mengumpulkan dana untuk mengundang Miep Giess ke sekolahnya untuk menceritakan kejadian yang terjadi pada jaman kekuasaan Hitler tersebut, mereka juga melakukan banyak perubahan yang mereka beri judul Taste for Change dan Concert for Change .kemudia buku harian yang telah mereka tulis, diketik dan dikumpulkan menjadi satu buku. Erin menamai kumpulan buku harian siswa-siswanya dengan nama The Freedom Writers Diary.
D. Kecerdasaan apa yang dimiliki Ms. Erin yang dapat dikaitkan dengan teori kecerdasaan dan dijabarkan serta diberi ciri-cirinya ?
            Kecerdasan yang dimiliki Ms Erin adalah kecerdasan sosial ( Inteligensi Interpersonal).
·         Pengertian Kecerdasan Interpersonal
Kecerdasaan interpersonal adalah : kemampuan individu dalam menjalin relasi dengan orang lain. Atau Kecerdasan interpersonal adalah kemampuan untuk mengamati dan mengerti maksud, motivasi dan perasaan orang lain. Peka pada ekpresi wajah, suara dan gerakan tubuh orang lain dan ia mampu memberikan respon secara efektif dalam berkomunikasi. Kecerdasan ini juga mampu untuk masuk ke dalam diri orang lain, mengerti dunia orang lain, mengerti pandangan, sikap orang lain dan umumnya dapat memimpin kelompok.




Unsur Kecerdasan Sosial (Goleman)
·         Kecerdasan sosial
ü  Empati : mampu memahami perasaan orang lain.
ü  Penyelarasaan : mampu mendengarkan dengan terbuka apa yang disampaikan orang lain.
ü  Ketepatan empatik : mampu memahami perasaan dan pikiran orang lain.
ü  Pengertian sosial : pengetahuan tentang dunia sosial.
·         Fasilitas Sosial
ü  Sinkroni : bagaimana cara kita berinteraksi menggunakan bahasa non verbal.
ü  Presentasi diri : menampilkan diri kita ketika berinteraksi dengan orang disekitar kita.
ü  Pengaruh : mempunyai kemampuan untuk mempengaruhi orang lain.
ü  Kepedulian : bagaimana kita peduli dengan orang lain.
·         Tiga Dimensi Kecerdasan Interpersonal
Menurut Anderson, sebagaimana pendapatnya dikutip oleh Safaria (2005, 24), kecerdasan interpersonal mempunyai 3 dimensi, yaitu: social sensitivity, social insight, dan communication.
a.  Social sensitivity
Social sensitivity atau sensitivitas sosial merupakan kemampuan individu untuk bisa merasakan dan mengamati reaksi-reaksi atau perubahan individu lain yang ditunjukkan baik secara verbal maupun non verbal.
b.  Social insight
Social insight  merupakann kemampuan untuk memahami dan mencari pemecahan masalah yang efektif dalam suatu interaksi social, sehingga masalah-masalah tersebut tidak menghambat relasi sosial yang sudah terbentuk.
c.    Social communication
Social communication merupakan kemampuan untuk berkomunikasi baik secara verbal maupun non verbal. Kemampuan berkomunikasi mencakup keterampilan untuk mendengarkan, berbicara, public speaking, dan menulis secara efektif.




DAFTAR PUSTAKA
Lwin, May (et al) (2008) Cara Mengembangkan Berbagai Komponen Kecerdasan. Yogyakarta: PT INdeks.




Paper ABK

PAPER ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS
“TUNAWICARA”



Nama Kelompok         :
1.      Adinta Windra Purnadari (111134266)
2.      Yosephin Erni                    (111134xxx)
3.      Paula Rima Tamala           (11134xxx)


PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2013
TUNAWICARA

A.     Pengertian Tunawicara
Menurut Frieda Mangunsong,dkk dalam Psikologi dan Pendidikan Anak Luar Biasa, tuna wicara atau kelainan bicara adalah hambatan dalam komunikasi verbal yang efektif. Kemudian menurut Dr. Muljono Abdurrachman dan Drs.Sudjadi S dalam Pendidikan Luar Biasa Umum (1994)  gangguan wicara atau tunawicara adalah suatu kerusakan atau gangguan dari suara, artikulasi dari bunyi bicara, dan atau kelancaran berbicara.
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa anak tunawicara adalah individu yang mengalami gangguan atau hambatan dalam dalam komunikasi verbal sehingga mengalami kesulitan dalam berkomunikasi.

B.      Faktor Penyebab Tunawicara
Drs.Sardjono mengutip (Moh. Amni dkk,1979,hal 23)  Anak tunawicara dapat terjadi karena gangguan  ketika :
1.    Sebelum anak dilahirkan/ masih dalam kandungan (pre natal)
2.  Pada waktu proses kelahiran dan baru dilahirkan (umur neo natal)
3. Setelah dilahirkan ( pos natal)
1.    Gangguan pre natal
a.              Hereditas (keturunan)
Yaitu apabila anak tunawicara sejak dalam kandungan karena diantara keluarga terdapat tunawicara atau membawa gen tunawicara sehingga ketika lahir anak tersebut memiliki gangguan tunawicara. Ini disebut dengan tuli genetis. Perbedaan rhesus ayah dan ibu juga dapat menyebabkan abnormalitas pada kelahiran anak.
b.             Anoxia
Kekurangan oksigen dalam janin dapat menyebabkan kerusakan pada otak dan syaraf yang menyebabkan ketidaksempurnaan organ salah satunya aorgan bicara seperti pita suara,tenggorokan,lidah,dan mulut.



2.    Gangguan neo natal
2.1 Prematur
Bayi-bayi prematur yang lahir dengan berat badan tidak normal dan lahir dengan organ tubuh yang belum sempurna dapat mengakibatkan kebisuan yang kadang disertai ketulian. Kurangnya berat pada ketika lahir juga dapat menyebabkan jaringan-jaringan

3.    Gangguan pos natal
3.1 Infeksi
Sesudah dilahirkan anak menderita infeksi misalnya campak yang menyebabkan tuli preseftik,virus akan mennyerang cairan koklea,menyebabkan anak menderita otitis media (koken). Akibat yang sama akan terjadi bila anak menderita scaerlet fever,dipteri, batuk hejang atau tertular sifilis.
3.2 meningitis(radang selaput otak)
Penderita akan mengalami kelainan pada pusat syraf pendengaran dan akan mengalami ketulian perseptif.
3.3 infeksi alat pernafasan
Seseorang dapat menjadi tuna wicara apabila terjadi gangguan pada organ pernafasan seperti paru-paru, laring, atau gangguan pada mulut dan lidah.
C.      Klasifikasi Tunawicara
Dalam buku Ortopedagogik Umum(1998), Heri Purwanto mengemukakan tunawicara secara umum diklasifikasikan menjadi 4 bagian,yaitu
1.      Keterlambatan bicara (Delayed speech )
Yaitu seseorang yang mengalami keterlambatan dalam perkembangan bicaranya jika dibandingkan dengan anak seusianya.
2.      Gagap (stuttering)
Yaitu kelainan dalam memulai pembicaraan dapat berupa,
a.              Pemanjangan fonom atau suku kata depan (prolongation),
b.              Pengulangan suku kata depan ( repetition ),
c.              Gerak  mulut berbicara namun tidak keluar suara ( silent struggle )
d.             Anak dengan kekacauan dalam berbicara (cluttering), biasanya berupa bicara terlalu cepat, struktur kalimat tidak karuan, repitisi berlebihan.
3.      kehilangan kemapuan berbahasa(disphasia).
Yaitu kehilangan kemampuan berbahasa mulai dari kesalahan dalam inti pembicaraan sampai tidak dapat bebicara sama sekali.
4.      Kelainan suara(voice disorder)
Ditandai dengan perbedaan suara dengan anak normal. Adapun kelainan suara berupa :
a.      Kelainan nada(pitch)
Kelainan nada bicara dapat berupa nada terlalu tinggi, terlalu rendah, atau monoton.
b.      Kelainan kualitas suara
Kelainan kualitas atau warna suara berupa serak, lemah, atau desah.  
c.       Kelainan keras lembutnya suara.
Kelainan ini dapat berupa suara keras ataupun suara lembut

D.     Karakteristik Tuna wicara
Menurut Heri Purwanto dalam Ortopedagogik umum (1998)  yang merupakan karakterisktik anak tunawicara adalah :
1.    Karakteristik bahasa dan wicara
Pada umumnya anak tunawicara  memiliki kelambatan dalam perkembangan bahasa wicara bila dibandingkan dengan perkembangan bicara anak-anak normal.
2.    Kemampuan intelegensi
Kemamapuan intelegensi (IQ) tidak berbeda dengan anak-anak normal, hanya pada skor IQ verbalnya akan lebih rendah dari IQ performanya
3.    Penyesuaian emosi,sosial dan perilaku
Dalam melakukan interaksi sosial di masyarakat banyak mengandalkan komunikasi verbal, hal ini yang menyebabkan tuna wicara mengalami kesulitan dalam penyesuaian sosialnya.Sehingga anak tunawicara terkesan agak eksklusif atau terisolasi dari kehidupan masyarakat normal.
Sedangkan yang  merupakan ciri-ciri fisik dan psikis anak tunawicara adalah .
a.       Berbicara keras dan tidak jelas
b.        Suka melihat gerak bibir atau gerak tubuh teman bicaranya
c.       Telinga mengeluarkan cairan
d.       Biasanya Menggunakan alat bantu dengar
e.       Bibir sumbing          
f.        Suka melakukan gerakan tubuh
g.       Cenderung pendiam
h.       Suara sengau
i.         Cadel    
E.      Hambatan yang dialami anak Tunawicara
Anak  tunawicara memiliki keterbatasan dalam berbicara atau komunikasi verbal, sehingga mereka memiliki hambatan dan kesulitan dalam berkomunikasi dan menyampaikan apa yang ingin mereka rasakan. Kesulitan dalam berkomunikasi akan semakin parah apabila anak tunawicara ini menderita tunarungu juga. Adapun hambatan - hambatan yang sering ditemui pada anak tuna wicara :
a.       Sulit berkomunikasi dengan orang lain
b.      Sulit bersosialisasi.
c.       Sulit mengutarakan apa yang diinginkannya.
d.      Perkembangan pskis terganggu karena merasa berbeda atau minder.
e.       mengalami gangguan dalam perkembangan intelektual, kepribadian, dan kematangan sosial.

F.       Penanganan pada anak Tunawicara

1.      Latihan Artikulasi
Artikulasi adalah gerakan otot-otot dari langit-langit, rahang lidah dan bibir yang perlu untuk bicara. (Drs.Sardjono,1990, Ortopedagogik tuna rungu-wicara).  Sardjono mengutip De vreede Varekamp (1973) ada 4 latihan yang perlu dilakukan dalam membantu anak tunawicara, yaitu
a.       Latihan meniup
b.      Latihan bibir
c.       Latihan lidah
d.      .Latihan velum (untuk anak yang berbicara sengau)
2.      Terapi Wicara (speech therapy)
Yaitu pengembangan kemampuan bicara anak tuna wicara dengan melatih pengucapan oral ( mulut ).
3.      Speech development
Yaitu pengembangan kemampuan bicara. Anak tunawicara dapat diajar berbicara. Dalam masyarakat masih banyak orang yang berfikir bahwa anak tuna  wicara  tidak dapat membawa suara. Pendapat ini salah sebab anak tuna wicara dapat bersuara. Hal ini tergantung melatih suara tersebut untuk berbicara.
4.      speech Improvement
Yaitu segala macam usaha yang berhubungan dengan pengembangan kemampuan bicara. Contoh : grammar, spelling, reading, dam comprehension. Setelah anak terbiasa mengucapkan kata-kata dengan baik maka perlu peningkatan bicara dengan menambah beberapa perbendaharaan kata.
5.      Speech correction
Yaitu suatu pembetulan bicara yang brbau terapi, dengan cara membetulkan dan mengoreksi istilah-istilah yang tidak benar.
6.      Speech education
Yaitu pendidikan bicara dan berbahasa. Cara untuk membantu anak tunawicara adalah :
a)   Bicara harus jelas dengan ucapan yang benar
b)   Gunakan kalimat sederhana dan singkat
c)   Gunakan komunikasi non verbal seperti gerak bibir atau gerakan tangan
d)   Gunakan pulpen dan kertas untuk menyampaikan pesan
e)   Bicara berhadapan muka
f)    Latihan gerak bibir dengan cermin
g)  Latihan menggunakan bahasa isyarat
(ABK TUK TENDIK.pdf Revisi I : Yogyakarta, 23-26 Maret 2010 dr Yulia Suharlina dan Hidayat)
G.     Ringkasan Film

“ayah, mengapa aku berbeda”

Angel adalah seorang anak tunarungu dan tunawicara, ia dilahirkan secara prematur dan ibunya meninggal saat melahirkannya. Angel tinggal dan di asuh oleh ayah dan neneknya yang begitu menyayanginya dan membanggakannya. Pada saat Angel masih berumur 3thn ayah dan neneknya baru menyadari jika Angel mempunyai kelain pendegaran saat di priksa ke dokter Angel menderita tunarungu yang menghambat keterlambatan bicaranya. Tetapi dokter mengatakan bahwa Angel masih memiliki sedikit sisa pendengaran , sehigga Angel diberikan alat bantu. Angel tidak pernah menyerah untuk membuktikan bahwa ia terlahir ke dunia ini dengan tujuan yang diberikan Tuhan. Ia terus berjuang meraih impiannya untuk membahagiakan sang ayah.

Mula-mula Angel harus berjuang untuk belajar bahasa tangan yang juga dengan susah payah bisa dikuasai oleh ayah dan neneknya. Setelah neneknya meninggal. Angel hanya memiliki ayahnya sebagai teman bicara. Angel pertama di sekolahkan di sekolah luar biasa namun disana Angel mempunyai kelebihan dalam berpertasi dan memainkan piano , kemudian guru-guru sekolah luar biasa menyarankan Angel untuk pindah ke sekolah umum. Ayah memutuskan pindah ke kota besar sehingga Angel kelak dapat tumbuh di lingkungan yang lebih terbuka.

Diawali dengan penolakan, akhirnya ada sekolah yang mau menerima Angel sebagai murid. Dunia berubah ketika ia harus bergaul dan hidup dengan orang-orang normal di sekolahnya. Ia tidak diterima oleh sebagian teman-temannya karena dianggap cacat.

Suatu ketika, Angel melihat tim musik sekolahnya dan menawarkan diri sebagai anggota kelompok musik. Angel ditolak. Ia menangis di samping sang ayah yang memberitahu bahwa ia terlahir dari seorang ibu yang pianis.Ayahnya pun mengajarkan dia bermain piano dan terbukti walaupun tidak bisa mendengarkan suara piano, ia bisa bermain piano dengan hati, hingga bisa masuk tim musik sekolah, berkat semangat seorang guru yang selalu mendorongnya untuk tetap meneruskan bakatnya.