PAPER ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS
“TUNAWICARA”
Nama Kelompok :
1. Adinta Windra Purnadari (111134266)
2. Yosephin Erni (111134xxx)
3. Paula Rima Tamala (11134xxx)
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2013
TUNAWICARA
A.
Pengertian Tunawicara
Menurut Frieda Mangunsong,dkk dalam Psikologi dan Pendidikan Anak Luar Biasa, tuna wicara atau kelainan
bicara adalah hambatan dalam komunikasi verbal yang efektif. Kemudian menurut Dr. Muljono Abdurrachman dan Drs.Sudjadi S dalam Pendidikan Luar Biasa Umum (1994) gangguan wicara atau tunawicara adalah suatu
kerusakan atau gangguan dari suara, artikulasi dari bunyi bicara, dan atau
kelancaran berbicara.
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa anak tunawicara adalah individu yang mengalami gangguan atau hambatan
dalam dalam komunikasi verbal sehingga mengalami kesulitan dalam berkomunikasi.
B.
Faktor Penyebab Tunawicara
Drs.Sardjono mengutip (Moh.
Amni dkk,1979,hal 23) Anak tunawicara
dapat terjadi karena gangguan ketika :
1. Sebelum anak dilahirkan/ masih dalam kandungan
(pre natal)
2. Pada waktu proses kelahiran dan baru dilahirkan (umur neo natal)
3. Setelah dilahirkan ( pos
natal)
1.
Gangguan pre natal
a.
Hereditas (keturunan)
Yaitu apabila anak tunawicara
sejak dalam kandungan karena diantara keluarga terdapat tunawicara atau membawa
gen tunawicara sehingga ketika lahir anak tersebut memiliki gangguan
tunawicara. Ini disebut dengan tuli genetis. Perbedaan rhesus ayah dan ibu juga
dapat menyebabkan abnormalitas pada kelahiran anak.
b. Anoxia
Kekurangan oksigen dalam janin
dapat menyebabkan kerusakan pada otak dan syaraf yang menyebabkan ketidaksempurnaan
organ salah satunya aorgan bicara seperti pita
suara,tenggorokan,lidah,dan mulut.
2.
Gangguan neo
natal
2.1 Prematur
Bayi-bayi prematur yang lahir dengan berat badan
tidak normal dan lahir dengan organ tubuh yang belum sempurna dapat
mengakibatkan kebisuan yang kadang disertai ketulian. Kurangnya berat pada
ketika lahir juga dapat menyebabkan jaringan-jaringan
3.
Gangguan pos
natal
3.1 Infeksi
Sesudah
dilahirkan anak menderita infeksi misalnya campak yang
menyebabkan tuli preseftik,virus akan mennyerang cairan koklea,menyebabkan anak menderita otitis media (koken). Akibat yang sama akan
terjadi bila anak menderita scaerlet fever,dipteri, batuk hejang atau tertular
sifilis.
3.2
meningitis(radang selaput otak)
Penderita akan
mengalami kelainan pada pusat syraf pendengaran dan akan mengalami ketulian
perseptif.
3.3 infeksi
alat pernafasan
Seseorang
dapat menjadi tuna wicara apabila terjadi gangguan pada organ pernafasan
seperti paru-paru, laring, atau gangguan pada mulut dan lidah.
C.
Klasifikasi Tunawicara
Dalam buku Ortopedagogik Umum(1998), Heri Purwanto mengemukakan tunawicara secara umum
diklasifikasikan menjadi 4 bagian,yaitu
1.
Keterlambatan bicara (Delayed speech )
Yaitu seseorang yang mengalami keterlambatan dalam perkembangan bicaranya
jika dibandingkan dengan anak seusianya.
2. Gagap (stuttering)
Yaitu kelainan dalam memulai pembicaraan dapat berupa,
a.
Pemanjangan fonom atau suku
kata depan (prolongation),
b.
Pengulangan suku kata depan (
repetition ),
c.
Gerak mulut berbicara namun tidak keluar suara (
silent struggle )
d. Anak dengan kekacauan dalam
berbicara (cluttering), biasanya berupa bicara terlalu cepat, struktur kalimat
tidak karuan, repitisi berlebihan.
3.
kehilangan
kemapuan berbahasa(disphasia).
Yaitu
kehilangan kemampuan berbahasa mulai dari kesalahan dalam inti pembicaraan
sampai tidak dapat bebicara sama sekali.
4.
Kelainan
suara(voice disorder)
Ditandai dengan
perbedaan suara dengan anak normal. Adapun kelainan suara berupa :
a.
Kelainan nada(pitch)
Kelainan nada
bicara dapat berupa nada terlalu tinggi, terlalu rendah, atau monoton.
b.
Kelainan kualitas
suara
Kelainan kualitas atau warna suara berupa serak, lemah, atau desah.
c.
Kelainan keras
lembutnya suara.
Kelainan ini dapat berupa suara keras ataupun suara lembut
D.
Karakteristik Tuna wicara
Menurut Heri Purwanto dalam Ortopedagogik
umum (1998) yang
merupakan karakterisktik anak tunawicara adalah :
1. Karakteristik bahasa dan wicara
Pada umumnya anak
tunawicara memiliki kelambatan dalam
perkembangan bahasa wicara bila dibandingkan dengan perkembangan bicara
anak-anak normal.
2. Kemampuan intelegensi
Kemamapuan intelegensi (IQ) tidak berbeda dengan anak-anak normal, hanya pada
skor IQ verbalnya akan lebih rendah dari IQ performanya
3. Penyesuaian emosi,sosial dan perilaku
Dalam melakukan interaksi sosial di masyarakat banyak mengandalkan
komunikasi verbal, hal ini yang menyebabkan tuna wicara mengalami kesulitan
dalam penyesuaian sosialnya.Sehingga anak tunawicara terkesan agak eksklusif
atau terisolasi dari kehidupan masyarakat normal.
Sedangkan yang merupakan ciri-ciri fisik dan psikis anak
tunawicara adalah .
a. Berbicara keras dan tidak
jelas
b. Suka melihat gerak bibir
atau gerak tubuh teman bicaranya
c. Telinga mengeluarkan cairan
d. Biasanya Menggunakan alat bantu dengar
e. Bibir sumbing
f. Suka melakukan gerakan tubuh
g. Cenderung pendiam
h. Suara sengau
i. Cadel
E.
Hambatan yang dialami anak Tunawicara
Anak tunawicara memiliki keterbatasan dalam
berbicara atau komunikasi verbal, sehingga mereka memiliki hambatan dan
kesulitan dalam berkomunikasi dan menyampaikan apa yang ingin mereka rasakan.
Kesulitan dalam berkomunikasi akan semakin parah apabila anak tunawicara ini
menderita tunarungu juga. Adapun hambatan - hambatan yang sering ditemui pada anak tuna wicara :
a. Sulit berkomunikasi dengan
orang lain
b. Sulit bersosialisasi.
c. Sulit mengutarakan apa yang
diinginkannya.
d. Perkembangan pskis terganggu
karena merasa berbeda atau minder.
e. mengalami gangguan dalam
perkembangan intelektual, kepribadian, dan kematangan sosial.
F.
Penanganan pada anak Tunawicara
1.
Latihan Artikulasi
Artikulasi adalah
gerakan otot-otot dari langit-langit, rahang lidah dan bibir yang perlu untuk
bicara. (Drs.Sardjono,1990, Ortopedagogik
tuna rungu-wicara). Sardjono
mengutip De vreede Varekamp (1973) ada 4 latihan yang perlu dilakukan dalam
membantu anak tunawicara, yaitu
a. Latihan meniup
b. Latihan bibir
c. Latihan lidah
d. .Latihan velum (untuk anak yang berbicara sengau)
2.
Terapi Wicara (speech therapy)
Yaitu pengembangan kemampuan bicara anak tuna wicara dengan melatih
pengucapan oral ( mulut ).
3.
Speech development
Yaitu pengembangan kemampuan bicara. Anak tunawicara dapat diajar
berbicara. Dalam masyarakat masih banyak orang yang berfikir bahwa anak
tuna wicara tidak dapat membawa suara. Pendapat ini salah
sebab anak tuna wicara dapat bersuara. Hal ini tergantung melatih suara
tersebut untuk berbicara.
4.
speech Improvement
Yaitu segala macam usaha yang berhubungan dengan pengembangan kemampuan
bicara. Contoh : grammar, spelling, reading, dam comprehension. Setelah anak
terbiasa mengucapkan kata-kata dengan baik maka perlu peningkatan bicara dengan
menambah beberapa perbendaharaan kata.
5.
Speech correction
Yaitu suatu pembetulan bicara yang brbau terapi, dengan cara membetulkan
dan mengoreksi istilah-istilah yang tidak benar.
6.
Speech education
Yaitu pendidikan bicara dan berbahasa. Cara untuk membantu anak tunawicara adalah :
a) Bicara harus jelas dengan
ucapan yang benar
b) Gunakan kalimat sederhana dan
singkat
c) Gunakan komunikasi non
verbal seperti gerak bibir atau gerakan tangan
d) Gunakan pulpen dan kertas untuk
menyampaikan pesan
e) Bicara berhadapan muka
f) Latihan gerak bibir dengan
cermin
g) Latihan menggunakan bahasa isyarat
(ABK TUK TENDIK.pdf Revisi I : Yogyakarta, 23-26 Maret
2010 dr Yulia Suharlina dan Hidayat)
G.
Ringkasan Film
“ayah,
mengapa aku berbeda”
Angel adalah seorang anak tunarungu dan
tunawicara, ia dilahirkan secara prematur dan ibunya meninggal saat
melahirkannya. Angel tinggal dan di asuh oleh ayah dan neneknya yang begitu
menyayanginya dan membanggakannya. Pada saat Angel masih berumur 3thn ayah dan
neneknya baru menyadari jika Angel mempunyai kelain pendegaran saat di priksa
ke dokter Angel menderita tunarungu yang menghambat keterlambatan bicaranya.
Tetapi dokter mengatakan bahwa Angel masih memiliki sedikit sisa pendengaran ,
sehigga Angel diberikan alat bantu. Angel tidak pernah menyerah untuk
membuktikan bahwa ia terlahir ke dunia ini dengan tujuan yang diberikan Tuhan.
Ia terus berjuang meraih impiannya untuk membahagiakan sang ayah.
Mula-mula Angel harus berjuang untuk belajar
bahasa tangan yang juga dengan susah payah bisa dikuasai oleh ayah dan
neneknya. Setelah neneknya meninggal. Angel hanya memiliki ayahnya sebagai
teman bicara. Angel pertama di sekolahkan di sekolah luar biasa namun disana
Angel mempunyai kelebihan dalam berpertasi dan memainkan piano , kemudian guru-guru
sekolah luar biasa menyarankan Angel untuk pindah ke sekolah umum. Ayah
memutuskan pindah ke kota besar sehingga Angel kelak dapat tumbuh di lingkungan
yang lebih terbuka.
Diawali dengan penolakan, akhirnya ada sekolah
yang mau menerima Angel sebagai murid. Dunia berubah ketika ia harus bergaul
dan hidup dengan orang-orang normal di sekolahnya. Ia tidak diterima oleh
sebagian teman-temannya karena dianggap cacat.
Suatu ketika, Angel melihat tim musik
sekolahnya dan menawarkan diri sebagai anggota kelompok musik. Angel ditolak.
Ia menangis di samping sang ayah yang memberitahu bahwa ia terlahir dari
seorang ibu yang pianis.Ayahnya pun mengajarkan dia bermain piano dan terbukti
walaupun tidak bisa mendengarkan suara piano, ia bisa bermain piano dengan
hati, hingga bisa masuk tim musik sekolah, berkat semangat seorang guru yang
selalu mendorongnya untuk tetap meneruskan bakatnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar